<body>
MiNi BiO .

bold italic underline link

Name: Zephyr Reidzearly Guavitten (Reid / Jee)
Age: 15 years old
Date of Birth: Mei 28 1965
Horoscope Sign: Gemini
Family: Parents, sister (RIP) and Sister
Home: Rue d'Anjou. Versailles, France

MiNi BiO .

bold italic underline link

Name: Sherty Lizato Guavitten (Sherty / Sher )
Age: 14 years old
Date of Birth: June 19 1966
Horoscope Sign: Gemini
Family: Parents, sister (RIP) and Brother
Home: Rue d'Anjou. Versailles, France
My Wordpress < Blog punya PM>



whispery .




past .

Desember 2007
Januari 2008
Februari 2008
Juni 2008
Juli 2008
November 2008
Desember 2008
Maret 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September 2009

House's .

Photobucket Photobucket Photobucket

Comunity .

Chuck B. Lightdarker
Claire Veela Zeus
Flavarel Montez
freya lenneth randgrith
Hotaru Miyawaki
Indoanime
Nathan K. Harvarth
Mizuhime Winterfield
Rae-Ascot-Olip
Vlada Elster
Yukisa Conrad
friends
friends
friends


thanks .

Designer: 01 02
Image: 03
Hosts: 04 05 06 07
Brushes: 08 07 09 10 11
Fonts: 12

Kamis, 31 Juli 2008
Pesta Awal Tahun
5:30:00 AM


Reid masih menatap pecahan piring yang ia senggol secara tidak sengaja, kalau secara sengaja ia pasti sudah melemparkan makanan yang ada di hadapannya dan akan di mulai pesta lempar makanan pasti akan sangat kacau sekali, bahkan terlihat kacau.


Tapi apa yang harus di perbuatnya tak bisa merapalkan mantra karena belum belajar, yang ia tahu hanya mantara 'bin-sala-bin-aba-ka-dab-ra’. Kalau saja ia tau pasti sudah membereskan semua. Pasti senior di sebelahnya ini marah-marah dan akan mencekik dirinya seperti ibunya, mengingat akan ibunya yang murka mata hijau Reid berubah menjadi rasa takut, berdoa semoga saja tidak bertemu dengan orang yang seperti ibunya. Benar-benar menakutkan sekaligus menjijikan.



"Oh, aku tidak apa-apa. Tenang saja,"


Reid sedikit bersyukur karena senior wanita Gryffindor bertampang asia ini tidak marah dan malah menawarkan dirinya untuk membereskan pecahan-pecahan piring tersebut. Tiba-tiba piring yang jatuh dari atas meja dan pecah menjadi beberapa bagian beling yang lumayan cukup bisa membuat beberapa sayatan dan mengeluarkan darah.


"Nah, sudah beres. Hehe.. Ngomong-ngomong, aku Vinacea Hoshisora, kelas tiga. Salam kenal. Boleh tahu namamu?"


"..." Reid terdiam sejenak melihat kakak perempuan itu tidak marah dengannya dan malah berbicara dengan ramah. "..." Reid terdiam sejenak melihat kakak perempuan itu tidak marah dengannya dan malah berbicara dengan ramah. "....Tentu, namaku Zephyr Reidzearly Guavitten" jawab Reid berusaha sopan dengan sedikit menundukan kepalanya, itu yang dia pelajari dari neneknya yang memang keturunan jepang.


Mata hijau Reid beralih ke arah jari senior wanita Gryffindor bernama Vinacea Hoshisora, darah mengalir dari ujung jari kakak senior yang terlihat manis itu, "maaf, senior Hoshisora, sepertinya jarimu terluka" Reid merogoh saku celanannya dan mengambil bandage lalu memberikan bandage itu ke senior hoshisora "aku rasa ini bisa menghentikan darah segar yang mengalir di jarimu" ujar Reid dan mengalihkan perhatiannya ke arah makanan, karena baginya darah itu terlalu indah.




Label: , , , , ,



Pesta Awal Tahun
5:06:00 AM

Meja Gryffindor


Reid masih menunggu respon kakak satu asrama di sebelahnya yang piringnya ia senggol, Ya iya memang salah sangat salah tapi, cukup ragu apakah kakak kelas ini mau memaafkannya, kalau tidak is’t okey no problem, so what!!. Ya dia sendiri heran kenapa bisa melakukan kecerobohan seperti itu, apa karena gugup bertemu senior-senior di sini.



"Hei, hei! Tolong ambilkan air putih dong!"


Seorang senior di samping Reid menyapanya dan meminta di ambilkan air, air? Bagus dia pikir aku ini pembantunya apa Reid berhenti berfikir sejenak mengingat senior wanita Gryffindor di sampingnya mengucapkan kata ‘TOLONG’ tangan Reid mengambil segelas air putih yang letaknya tak jauh dari dirinya. “Nih!! lain kali kalau minum jangan terburu-buru seperti itu, tidak sopan tau” memberikan air ke senior wanita di sampingnya dan teman senior itu masi tertawa geli, entah apa yang di tertawakan. Dunia makin menggila.


“AAAAAAAAAAAAAAAAAAA...............”


Reid tersentak kaget saat seorang senior dari meja seberang berteriak entah apa yang dia lihat, seorang anak laki-laki keluar melalui bawah meja Hufflepuff, dan nampaknya senior dengan sulaman gambar musang di jubahnya sangat terkejut dan marah sekali, cih untuk apa Reid mengurusi hal seperti itu, lagi pula itu bukan urusannya


Tak jauh dari beberapa orang di sampingnya Reid melihat Areen yang duduk di samping senior laki-laki , nampaknya wajah Areen terlihat sedikit panic, tapi ia tidak tau kenapa karena terhalang oleh tubuh-tubuh senior yang besar dan lebih tinggi darinya. Siapa suruh tubuhnya pendek, tapi anak umur 11 tahun ini masih dalam masa pertumbuhan jadi masih bisa tinggi.


Label: , , , , , , ,



Rabu, 30 Juli 2008
Pesta Tahun Ajaran pertama
7:12:00 AM

Meja Gryffindor


Gryffindor!!!


Topi tua buruk berkerut tak pernah di setrika itu meneriakan nama asrama yang akan di tempatinya, yup asrama bergambar singa berelement api, seperi ibunya yang juga mantan anak Griffindor yang memiliki hobby aneh yang di salurkan lewat anaknya sebagai korban.


Tepok tangan menggelegar saat asrama berlambang singa api itu di ucapkan, mata-mata para senior tampak terlihat gembira menyambut dirinya yang berjalan menuju meja Gryffindor, So, aku satu asrama dengan senior Izumi, lalu dimana Mizu nechan berada? Mata hijau Reid berputar mencari bangku yang kosong dan ia menemukannya, duduk sendiri tanpa seorang yang ia kenal. Very boring~ 


“Welcome,” 
“Welcome to a new year at Hogwarts!” 
. “Sebelumnya, aku ucapkan selamat datang kepada seluruh murid tahun pertama yang sudah diseleksi ke asrama masing-masing. Ucapan selamat juga aku berikan kepada para Prefek baru yang telah terpilih tahun ini.” 
“Tugas berat menanti Kalian.”


Kakek Tua berjanggut lebat itu berceramah panjang lebar, dan cukup membosankan, Reid sedikit menguap kecil, mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjukkan, menunggu kakek tua itu berhenti berbicara.


“And before we begin our banquet, I would like to say a few words. And here they are: Nitwit! Blubber! Oddment! Tweak! Thank you!"


Seketika meja yang kosong itu terisi dengan berbagai makanan, mata Reid mengkerlinga takjub tak percaya, matanya masih memandang makanan yang berada dalam meja itu. Masih tak percaya kalau yang ada di depannya makanan asli atau palsu. Tangannya menggambil sebuah buah apel hijau di hadapannya mencicipinya, mengunyah, dan menelannya dengan sedikit rasa takut di dalam hatinya namun tak menunjukan di wajahnya. Setelah gigitan apel itu ia telan menunggu reaksi dan hola!!! Makanan ini asli tak beracun, kalau ada racun bagus juga

Label: , , , ,



Selasa, 29 Juli 2008
Seleksi Asrama
10:07:00 AM

Hogwarts Exspress, Kereta api uap yang ia naiki bersama teman seperjalanannya termasuk Senior yang ia kenal di Diagon Alley. Berhenti di suatu stasiun yang tidak begitu di kenal olehnya saat keluar dari kereta uap dan membawa semua barang miliknya termasuk Gris, mahluk berbulu abu-abu berkaki empat. Seorang bertubuh besar seperti raksasa menghampiri mereka, mata Reid hampir tidak berkedip melihat mahluk bertubuh besar di hadapannya Mahluk apa ini, besar sekali tubuhnya? Tubuh besar itu mengajak anak-anak menuju Hogwarst melewati sebuah danau. "gezz apa tidak bisa lewat jalan lain, kenapa harus menaiki sebuah kapal kecil untuk sampai ke sana" gumam Reid yang duduk di atas kapal yang sedang melewati sebuah danau menuju sebuah Kastil besar.


Saat Kapal yang ia tumpangi sampai ke tempat tujuan yaitu kastil Hogwarts yang bagaikan istana kerajaan, mereka di sambut oleh seorang wanita tua yang sepertinya seorang guru atau orang-orang penting di Hogwarts.

"Selamat datang di Hogwarts!" Saya Profesor Minerva McGonagall, wakil kepala sekolah Hogwarts. Baris yang rapi, dua-dua dan ikuti saya!"


Wanita tua itu memperkenalkan dirinya sebagai wakil kepala sekolah, dan menyuruh mereka berbaris dua-dua seperti anak kecil berumur 6 tahun yang mau masuk kelas sekolah dasar. Reid berbaris di antara teman-teman yang tak ia kenal, dan tak melihat Mizu-nechan berada di antara mereka yang semuanya murid baru. Wanita tua yang mengaku dirinya kepala sekolah itu memimpin mereka berjalan menuju suatu pintu kayu besar dan tinggi, mata hijau Reid menatap pintu kayu besar dengan guratan-guratan kayu yang menandakan umur pintu itu melebihi umurnya apalagi umur kakek neneknya, dan apakah pere dan mère juga mengalami hal yang sama dengan apa yang dia alami. 



Pintu kayu besar yang berumur lebih dari seratus tahun itu terbuka, Reid menutup telinganya karena suara pintu yang terbuka itu menggema, sebuah aula besar di hadapannya, Ia berjalan memasuki aula besar di antara rombongan anak-anak baru calon murid Hogwarts sepertinya. Empat bendera yang melambangkan Asrama masing-masing seperti element-element alam. Mata Reid mengadah ke atas melihat lilin-lilin bergantungan atau lilin itu melayang, dengan tampang bingung dan kagum serta penasaran bagaimana cara mereka menggantungkan lilin itu tanpa benang atau tempat menggantung lilin sedikit pun. Aula yang beratapkan langit-langit terlihat indah seandainya ia membawa kamera pasti Reid akan mengabadikan langit terindah yang pernah liat saat ini. 


Empat meja panjang terbentang di sekeliling Rombongan yang Reid ikuti, tampak wajah-wajah senior yang menantikan dari anak-anak ini termasuk dirinya berada di salah satu asrama mereka, bendera-bendara yang melambangka ke empat asrama, ukiran-ukiran atau sulaman, entalah terpajang indah pada jubah-jubah yang di pakai para senior yang ada duduk disana. Di hadapannya ia melihat wanita tua separuh baya yang belum ia ingat namanya itu duduk di antara mahluk-mahluk tua dan pria raksasa bejanggut itu juga ada disana, duduk diantara wanita tua separuh baya itu. Tapi yang menarik perhatiaannya adalah suara nyanyian aneh yang ia dengar.



♪♫♪♫♪♫
You say akyuh, gagah berani
Membela semua, yang tak berdaya
You say akyuh, berotak encer
Selalu pintar, dan juga kritis


Godric please... please...
Pilih aku...
Ravenclaw... please..
Pilih... akyuh...


Godric Godric Gryffindor...
Please say that you choose me...
Raven Raven Ravenclaw...
Please say that you need me...


You say akyuh, layaknya peri
Nan baik hati, dan ramah budi
You say akyuh, berdarah murni
Cerdik dan tenang, plus ambisius


Helga please... please...
Ambil aku...
Slytherin... please...
Ambil... akyuh...


Helga Helga Hufflepuff...
Please say that you want me...
Oh oh oh oh Slytherin...
Please say that you take me...
♪♫♪♫♪♫



Setelah mendengar suara nyanyian parau yang membuat telinga Reid berdengung, Ia menyadari bahwa topi yang berada di tempat duduk itu bergerak. What..!! This is impossible!! topi tua lesu itu bisa berbicara? Hey!! dunia macam apa ini?? penuh dengan mahluk-mahluk aneh termasuk topi tua aneh yang bernyanyi dengan suara parau ingin rasanya Reid membungkam mulut topi tua itu dan seharusnya topi tua aneh bersuara parau memekakan telinga seperti ini direndam dengan pelembut pakaian dan di cuci hingga bersih agar tidak kotor dan dekil seperti yang terlihat, bukanya merusak pemandangan serta keindahan yang ada di tempat ini. Paling tidak seharusnya mereka membiarkan topi tua dekil jelek aneh itu di cuci biar anak-anak yang memakainya tidak ada yang pingsan. 


Reid sedang asyik dengan pekirannyanya sendiri, saat beberapa anak di panggil untuk memakai topi tua lesuh yang seharusnya patut di cuci, kerut-kerutan pada topi itu terlihat jelas entah mulut atau bukan seharusnya topi tua jelek butut itu segera di cuci lalu di jemur kalau perlu di setrika sekalian biar kerut-kerutan hilang tak berbekas. Kerut-kertuan di topi itu tampak seperti bergerak-gerak layaknya panggung boneka tangan yang menghibur anak-anak di panti asuhan. Hingga tiba gilarannya di panggil.


"Guavitten, Zephyr Reidzearly "


Reid, mendengar namanya di ucapkan dengan sangat jelas dan benar, jika dalam pengucapan menyebutkannya salah jangan salahkan dirinya, tapi salahkan saja orang tuanya yang memberi nama sulit untuk di ucapkan, orang tua macam apa yang memberi nama serumit itu, sampai-sampai adiknya saja memanggilnya dengan sebutan 'Zee' yang terdengar seperti suara denguang lebah. 


Reid menggingat perkataan Pere ia harus masuk salah satu asrama yang di ajukan oleh kepala rumah tangga itu, Slytherin atau Gryffindor. Orang tua macam apa menyuruhnya dan wajib memilih mana harus memasuki salah satu dari dua asrama tersebut, seenaknya aja menyuruh masuk asrama yang kalian inginkan memangnya aku ini boneka yang dapat di kontrol dan di mainkan seenaknya begitu kesal saat iya mengingat hal itu, apalagi mengingat prilaku ibunya yang mendandaninya bak seorang perempuan, menjijikan sekali jika ia menggingat hal itu. Jika ia di terima disini, rasanya cukup bahagia, terlepas dari memori yang menjijikan dan membuatnya ingin mati saja dalam larutan bahan kimia dari pada harus menjadi boneka mainan sang ibu. Bukannya iya membenci sang Ibu hanya saja iya tidak suka hoby aneh yang membuatnya jijik jika mengiat dan harus memakai kembali pakaian-pakaian yang di ingin sang ratu rumah itu


"Hey topi buluk, kapan terakhir kali kau di cuci?" Reid menyapa topi itu sambil terseyum kecil dan dengan apa yang ada di pikirannya saat ini, topi itu memang buruk dekil dan tua. Bukankah mereka yang ada disini sama, hanya memanfaatkan para mahluk-mahluk yang ada di sini untuk mencari sesuatu yang menyenangkan dan bisa di manfaatkan kalau perlu di sakiti. "Berikan keputusannya, dimana aku akan di tempatkan" Reid melirik topi tua dekil yang harus di cuci berulang kali sampai bersih, menunggu keputusan, akan di letakkan di mana dia.

Label: , , ,



Senin, 28 Juli 2008
Hogwarts Exspress
2:54:00 AM

Reid meninggalkan Leaky Couldron yang terlihat mulai sepi, menyadang tas rangsel serba gunanya dan membawa Gris yang sudah berada dalam kandangnya dengan menenteng kandang. Berjalan menuju tujuannya Hogwarts, sekola tempat para penyihir. Kali ini tujuannya adalah Stasiun King Cross, ayahnya bilang ia harus ke Peron 9 3/4 agar bisa mencapai kereta yang membawanya ke Hogwarts. Nama peron yang aneh seharusnya tidak ada nama peron 9 3/4 yang ada peron 9. 


Stasiun King's Cross dimana kakinya sekarang telah mengunjak tempat ini. Reid berputar-putar mencari Peron 9 3/4 tapi tidak menemukannya walaupun ia sudah bolak balik ke peron 9 dengan bawaanya yang berat. Ia yakin dengan peron 9 ada namun untuk peron 9 3/4 dirinya tidak begitu yakin. Tidak lama kemudian ia melihat seorang anak dengan orang tuanya berada di peron 9, tapi apa yang mereka lakukan menabrak dinding, orang bodoh mana yang mau menabrak dinding berbata tebal itu. Kelereng berwarna hijau yang menghiasi matanya terbelalak tak percaya, anak dengan orang tuanya itu menghilang begitu saja, leyap tak berbekas, tanpa meninggalkan noda sedikitpun di dinding tebal itu.

"Sial, apa aku juga harus melakukan hal bodoh dan gila itu juga" Gumam Reid yang masih tak percaya harus melakukan hal itu. Di letakan telapak tangannya di kepala, sedikit menghela nafas, di turunkan telapak tangannya lalu memejamkan mata. "Sial... Arg... Dunia ini memang sudah gila dan termasuk aku yang mulai ikutan gila" Reid mengikuti apa yang di lakukan anak berserta orang tua anak tersebut yaitu, menabrak dinding di Peron 9. Nabrak, nabrak deh terlihat pasrah apa yang akan terjadi berlari menabrak dengan memejamkan mata.


Saat ia membuka, hampir ia tidak percaya ada stasiun di dalam (dinding) stasiun. Sebuah kereta uap berada di hadapannya dan banyak anak-anak calon maupun senior bertebaran bak dedaunan yang rontok tertiup angin topan. Reid berjalan sedikit demi sedikit memperhatikan Kompartemen yang kosong. Di buka pintu Kompartemen yang kosong.



Reid duduk di dalamnya di samping jendela. Duduk memandangi jendela luar mata hijaunya bergerak-gerak melihat kerumunan anak-anak sebayanya maupun yang tak sebaya, tanpa ekspresi hanya menatap dingin dan sendirian di kompertamen kosong yang baru ia tempati.

Label: , , ,



Selasa, 22 Juli 2008
Leaky Cauldron
9:48:00 PM

Papan petujuk yang menunjukan arah Leaky Cauldron sebuah penginapan yang di rekomendasikan ayahnya berada tak jauh beberapa meter lagi disitu yang tertera. Rasa pensaran tentang Leaky Cauldron yang direkomendasikan itu apa sama dengan yang ada di pikirannya sekarang, apa semewah hotel-hotel atau penginapan yang pernah ia kunjungi bersama sang ayah, ruangan yang terdapat lampu gantung kristal-krisatal indah dan lukisan-lukisan indah mewah terpajang di dindingnya, atau sebaliknya, pertanyaan-pertanyaan itu terus saja berputar-putar di kepalanyan.

Reid kembali melanjutkan perjalanannya, sendiri saja, tanpa teman, adik, orang tua dan hewan peliharannya seekor anak harimau berumur 1 tahun bernama Tige. Matanya melirik kekiri dan kanan memastikan dirinya tidak melewati tempat yang bernama Leaky Cauldron yang jaraknya tidak jau beberapa meter lagi. Pada akhirnya matanya menangkap sesuatu, sebuah papan menggantung bertuliskan 'LEAKY CAULDRON' matanya sedikit terbelalak dan menaikan alis kirinya keatas apa benar ini leaky cauldron? apa tidak salah?

Ia masih berdiri di depan pintu menatap pintu yang terbuat dari kayu dengan tas rasel serba guna abu-abu mengantung di punggungnya, ia menarik nafasnya dan berlahan-lahan namun pasti melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalaman bangunan tua itu. Tangannya sudah mau menyentuh pintu bangunan tua itu tapi di urungkan niatnya kembali untuk membuka pintu tua itu, bisa saja pintu tua itu tiba-tiba jatuh menimpa orang yang ada di dalam dan dirinya, tapi pemikirannya berkata lain kalau ia masih tetap berdiri di sini, ia bisa menghalangi jalan keluar masuk orang yang ada di sini, dan mau tidak mau ya harus mau ia harus membuka pintu tua itu.

Kriet!!

Suara deritan engsel pintu itu terdengar sedikit menyakitkan telinga seperti tidak pernah di beri pemulas selama bertahun-tahun hingga terdengar seperti suara tikus kejepit pintu. Reid masih berdiri dedekat pintu masuk, matanya mencari tempat dimana pemilik Leacky Cauldron, lalu ia melihat ada orang setengah baya dan beberapa orang yang tampaknya lebih tua darinya namun lebih mudah dari pada pemilik penginapan serta bar tua yang tampak agak mengerikan dari ruang bawah tanah rumah neneknya. "lebih baik aku segera memesan kamar, letih juga melakukan perjalanan ini sendirian". Ia melangkahkan kakinya ke arah pemilik bar dan diam sejanak "pesan satu kamar atas nama Zephyr Reidzearly guaitten" ujar Reid yang sedikit dingin dan menunggu jawaban dari pemilik bar atau orang yang lebih muda dari pada pemilik itu.

Label: , ,