LOST
seorang pemuda yang sedang terburu-buru dan saat itu dia mengambil jalan pintas, tanpa sengaja dia melintas didepan sebuah rumah besar bergaya ala eropa, dikelilingi pagar tinggi. sejenak pemuda itu menghentikan langkah didepan rumah besar iu, dia begitu kagum melihat rumah besar itu, tapi pada saat itu ia pun melihat sekilas sosok bayangan yang melintas dari lantai 2 rumah itu.
pemuda itu pun terkejut, karena selama ini yang dia tahu rumah itu sudah lama terlantar dan tidak ada satu orang pun yang tinggal disitu. pemuda itu pun penasaran akan rumah itu, dan mencoba masuk ke dalam rumah itu, tapi sesuatu mencagahnya, remander nya berbunyi, dan saat itu ia sadar kalau dia telah terlambat.
hari-hari telah berlalu pemuda itu mulai melupakan sosok bayangan yang ada di rumah itu, dengan segala kegiatan kampus yang dia kerjakaan, pemuda itu tidak mengingat lagi tentang rumah mewah itu.
hujan turun dengan derasnya pemuda yang lupa membawa payung itu terpaksa harus teduh di suatu tempat, dan saat ia sedang bertedu di halte bis , ia melihat seorang gadis cantik berada di sampingnya, dengan rambut yang tergerai indah berwarna hitam kelam.
gadis itu sadar kalo pemuda itu memperhatikannya dari tadi. gadis itu memberikan seyuman pada pemuda itu. wajah pemuda itu terlihat merah saat gadis cantik itu. membeikan seyumannya pada dirinya pemuda itu berkata dalam hatinya "kenapa aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya, walaupun dia cantik, tp tak secantik teman wanitaku"sejak saat itu mereka sering bertemu dan berbicara.
hingga suatu hari pemuda itu berkunjung ke rumah gadis itu, dan ia pun sangat terkejut karena rumah gadis yang saat ini jadi kekashinya adalah rumah besar bergaya ala eropa, yang terkadang dia lewati jika dia sedang terburu-buru. rumah yang tampak tidak terawat itu, kini terlihat berbeda, rumah besar itu begitu terawat dan tanaman-tanaman yang disekitarnya tampak subur. pemuda itu hanya terheran-heran dan bingung, dan berfikir kalo itu tidak mungki jelas-jelas rumah yang terkadang dia lewati itu.. Tidak sebagus dan terawat seperti ini
gadis itu menyadarkannya dari lamunan "kamu tidak apa-apa?" pemuda itu hanya menoleh sambil terseyum
"iya aku baik-baik saja, kamu sudah lama tinggal disini yach!!?"
"iya, aku sudah lama tinggal disini" ujar gadis itu
pemuda itu tampak begitu terkejut, "itu tidak mungkin, atau ini hanya pemikiranku saja" ujar pemuda itu dalam hati
gadis itu menggajak masuk kedalam rumah itu, dan saat pemuda itu masuk didalamnya terlihat perabotan bergaya ala eropa kuno, matanya hampir tak berkedip melihat isi rumah itu. baru pertama kalinya iya masuk kerumah ini dan melihat secara langsung isinya. yang membuat dia kagum adalah lukisan gadis itu yang sekarang menjadi kekasinya memakai gaun yang biasa di pakai di jaman kerajaan eropa dulu.
seperti kebanyakan orang yang memiliki kekasih, pemuda itu pun sering kali berkunjung ke rumah itu, hingga seorang temannya memperingatkan kepadanya untuk jangan kerumah lagi, teman pemuda itu selalu memperingatkanya untuk jangan pergi kerumah besar itu, tanpa bosan setiap harinya. pemuda itu tidak peduli akan kata temannya. dia mengganggap kalo semua itu hanya cerita yang di besar-besarkan tentang rumah kekasinya
ceritanya yang mengatakan kalo rumah itu banyak orang yang hilang saat masuk kesana dan tak kembali lagi, pemuda itu hanya tertawa mendengar penjelasan dari temannya itu. pemuda itu pergi dengan tertawa geli, dia tidak percaya tentang cerita seperti itu atau apapun juga.
hingga suatu hari saat pemuda itu berkunjung ke rumah besar itu. untuk mengunjungi pacarnya yang memang kebetulan tinggal sendirian dirumah itu,karena kedua orang gadis itu sedang keluar negeri. pemuda yang tadi duduk itu bangun dan ingin melihat sekeliling rumah itu, iya berjalan menelusuri rumah itu, hingga dia melihat sebuah pintu yang berbeda dari pintu yang dia lihat.
pemuda yang penasaran dengan sosok orang yang sedang duduk di bangku itu, dan pemuda itu pun mendekati sosok itu, tapi pada saat dia mendekati sosok itu, spontan saja pemuda itu terkejut . saat itu dia melihat nama di baju itu seragam sekolah yang melekat di orang itu "kakak?!" seketika air matanya keluar begitu saja. dia menemukan kakaknya yang telah menghilang selama 5 tahun, yang tak pernah di temukan lagi. pada saat itu gadis muncul secara tiba2.
"ternyata kau sudah melihat semuanya, yach dia memang kakakmu!! dan aku yang membunuhnya" ujar gadis itu terseyum kejam. pemuda itu sadar apa yang di katakan temannya itu benar dan tidak bohong, dia menyesal tak mendengar apa kata temannya itu.
"untuk apa kau lakukan ini menculik dan membunu mereka semua" ujar pemuda itu sambil menyembunyikan rasa takutnya.
seketika saja gadis itu sudah ada di hadapaan pemuda itu dan menyentuh wajah pemuda itu sambil berkata
" karena aku butuh mereka agar aku bisa hidup, sayangnya mereka berbeda dari dirimu"pemuda itu pun tak bisa bergerak tubuhnya bagaikan di paku oleh sorot mata gadis itu. dan tiba-tiba terdegar jeritan suara dari dalam rumah itu.Label: Fanfic, Iseng, Lost


SHERTY LIZATO GUAVITTENJapan-Tokyo, June 19th 1966 (13 old years)
160cm/48kg||Dark Brown Hair||Semi Low Hair||Bermata bulat-dark brown eyes
Tall||Chubby||Sweet Face||White Skin||Lovely Jee||Cheerful||Rada Bawel
Brother Complex||Indra pengcap tidak berfungsi|| Always Smilless
Saat ini lagi sedikit bermasalah dengan penyakit hati


Zephyr Reidzearly Guavitten
Franch-paris, Mei 28th, 1965
172cm/54kg||Green Eye's||Blond Hair||Kurus Berisi||Sedikit Pendiam
Sedikit Ramah||Memiliki kamera||Pedang Pendek Bergagang Bambu Dengan Ukiran Naga
Memilik piaran kucing berwarna abu-abu bernama Gris|| Kamera Selalu Tergantung di leher
Label: Avatar, Four years, Gryffindor, Guavitten, Hufflepuff, IH, Mendapat Surat, Reid, Sherty, Signature, There Year
Memasuki pertengahan musim dingin dengan banyak salju yang berjatuhan dan menumpuk, membuat ruang bawah tanah menjadi lembab dan dinging. Aliran udara dingin menyelimuti dan membuat dinding-dinding terlihat lembab. Udara yang lembab dan suasana dingin tetap ada pelajaran dan kelas kenapa tidak diliburkan untuk sementara waktu saja dan biarkan tidur dalam buaian selimut hangat dalam kamar asrama anak perempua. Kehangatan dekapan selimut serta bantal empuk yang harus dibiarkan dingin. Tapi mau tidak mau harus mau masuk kelas.
Dengan langkah lunglai gadis berambut pendek sebahu ini berjalan dengan santai bahkan cukup santai. Rasa malas dan dingin yang menjalar ke tubuhnya membuat dirinya enggan masuk kelas namun dengan perasaan terpaksa dan memaksakan dirinya. Langkah demi langkah. Anak tanga demi anak tangga dipijaknya. Lantai berpualam itu pasti terasa dingin jika dirinya tidak menggunakan alas kaki dan pasti akan menjalar ke seluruh tubuhnya. Sherty hanya tersenyum tipis saat lukisan-lukisan yang ia lewati berkomentar tentangnya. Kalau tidak malas karena rasa dingin yang menyeruak sudah dari tadi dirinya bersemangat mengikuti kelas yang ada. Tumben sebenarnya bersikap seperti ini.
Kelas pertahanan terhadap ilmu hitam. Kelas yang letaknya di lantai dua, dan selalu saja pengajarnya ganti setiap tahun ajaran baru, entah apa sebabnya. Rasanya para senior laki-laki tampak senang dengan kehadiran professor pengajar PTIH baru. Sherty hanya menggeleng tak mengerti, karena belum jelas sebabnya. Namun pada akhirnya Sherty pun mengerti juga kenapa para seniornya terlihat senang dan berwajah kemerahan. Entah karena efek dingin atau puberitas. Saat masuk kedalam kelas PTIH yang harus diikutinya Sherty melihat seorang wanita yang terlihat lebih tua dari Jee mungkin atau bisa di bilang hampir seumuran Mizu-nechan or maybe wanita itu lebih tua.
Professor wanita itu berjalan kedepan dan memainkan tongkat sihir, lalu tiba-tiba saja kelas menjadi gelap dan remang-remang, yang ada hanya bau harum yang mengelilingi ruangan kelas ini. Bau yang cukup nyaman dan menenangkan perasaan. Dalam ruangan yang kurang pencahayaan ini professor Sussane memberi salam untuk pagi yang dingin dan lembab. Lalu menyuruh mereka semua membuka halaman 178 dengan tema “Mahkluk Hitam”. Sesuatu mahkluk yang berkaitan dengan ilmu hitam dan termasuk diantaranya.
Sekepulan asap muncul keluar dari sisi kanan professor Susanne, namun dari tempat duduknya berada di sebelah kiri. Suara raungan kencang dari kepulan yang membentuk serupa dengan manusia serigala, hampir memekakan telinga. Bersamaan dengan auman manusia serigala itu Sherty menutup telinganya karena suara raungan teriakan mahkluk yang berasal dari kepulan asap itu hampir memekakan telinga dan membuatnya kaget. Profesor Susanne pun kembali mengayunkan tongkat dan whus!! Manusia serigala yang berasal dari kepulan asap pun menghilang.
Dengan berlahan Sherty melepas kedua tangannya dari kuping dan memperhatikan kembali professor yang ada didepannya, walaupun sekali-kali melirik boneka Porselen milik professor Susanne tersebut. Sepertinya boneka tua, heran kok sudah besar masih main boneka ya? pikir Sherty bingung.
“Ada yang takut dengan kepulan asap berbentuk manusia serigala tadi yang sempat mengaum di kelas. Calm down, kids. Hanya sebuah asap dan tidak akan membahayakan diri kalian. Ada yang bisa memberitahuku makhluk hitam selain Manusia Serigala tadi? Dua murid pertama yang menjawab pertanyaan dari Profesor Susanne, masing-masing akan mendapatkan poin 15 untuk asramanya.”
Jawab tidak ya? tapi pertanyan itu sudah dijawab oleh kedua anak lagi pula percuma juga di jawab walaupuns sedikit senang, setidaknya asramanya mendapat tambahan nilai untuk pelajaran ini. Ya kalaupun menjawab juga percuma saja. Sudah ada yang menjawab. Hasilnya ya sia-sia. Sherty pun hanya menopang kepalanya dan mendengar jawaban-jawaban anak-anak sekelas.Label: 1979-1980, Guavitten, IH, Kastil, Lantai Dua, PTIH, Sherty, There Year, tugas